Oleh :Winarto
Dalam surat Al Isra ayat 9 disebutkan bahwa Al-Qur'an menjadi petunjuk bagi umat muslim, berikut penggalan ayatnya.
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ
Artinya: "Sungguh, Al-Qur'an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang mengerjakan kebajikan, bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar,"
Selain hal tersebut dalam surat Al Hijr (15) : ayat 9
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَ ٩
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Q.S Al Hijr : 9)
Kandungan al Quran:
- Petunjuk mengenai aqidah, yang mewajibkan beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, dan Hari Kiamat, serta Qadha dan Qadar. Hal ini merupakan garis pembeda antara Iman dan Kafir.
- Petunjuk mengenai syari’ah, yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup manusia didunia ini dan diakhirat kelak.
- Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus diindahkan oleh manusia dalam kehidupan individual maupun kehidupan sosial.
- Kisah-kisah umat manusia dizaman lampau, seperti riwayat dan cerita para pendusta ajaran Allah seperti Fir’aun, Namrud, Qorun dan sebagainya.
- Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Teknologi Isi kandungan Al Quran terakhir adalah memuat ilmu pengetahuan dan teknologi. Al Quran juga disebut dengan kitab suci ilmiah. Banyak ayat yang memberikan isyaratisyarat ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi yang bersifat potensial untuk kemudian dapat dikembangkan guna kemaslahatan dan kesejahteraan hidup manusia.
- Berisi Hukum. Isi kandungan Al Quran lainnya yakni tentang Hukum. Dalam Islam, hukum sebagai salah satu isi pokok ajaran Al Quran berisi kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan dasar dan menyeluruh bagi umat manusia. Tujuannya adalah untuk memberikan pedoman kepada umat manusia agar kehidupannya menjadi adil, aman, tenteram, teratur, sejahtera, bahagia, dan selamat di dunia maupun di akhirat kelak.
Pada zaman dahulu kala terdapat seorang bangsawan (bani israil) yang kaya raya. Orang tersebut memiliki 3 anak laki-laki. Ketika orang tersebut meninggal dunia, maka kekayaannya jatuh pada ketiga anak laki-laki tersebut. Anak pertama mendapat 1/3 hartanya, ia memiliki 1 anak laki-laki, dan harta warisannya diinfakkan semua ke jalan Allloh SWT. Anak kedua juga mendapat 1/3 dari harta warisannya, memiliki 1 anak laki-laki, harta warisannya diinfakkan sebagian. Anak yang ketiga memperoleh 1/3 dari harta warisannya dan TIDAK ada 1 sen pun yang diinfakkan. Anak yang ketiga ini memiliki 1 anak perempuan.
Selanjutnya anak yang kedua bermaksud menjodohkan anaknya dengan putri anak yang ketiga dan menikahlah mereka. Anak yang pertama miskin tidak atau belum mendapat Jodoh. Kemudian anak yang kedua meninggal dunia, dan tinggalah anaknya yang laki-laki tersebut bersama istrinya (anak yang ketiga).
Dalam perjalanan waktu ternyata anak laki-laki yang tinggal bersama istrinya ini tergoda dengan kekayaan istrinya yang sangat banyak (dari harta warisan). Timbulah niat dalam diri anak tersebut , bagaimana gar kekayaan mertua jatuh ke tangan istrinya, untuk itu ia bersiasat untuk menghabisi mertuanya (pamannya sendiri).
Maka pada suatu saat ketika ia bersama mertuanya ke luar daerah, maka dalam suatu malam yang gelap gulita dibunuhlah mertuanya tersebut. Dan jasadnya di lempar ke dalam suatu perkampungan Bani Israel.Keesokan harinya gegerlah perkampungan teersebut. Terdapat saudagar kaya raya yang terbunuh. Selanjutnya menantu yang membunuh tadi membuat issue, bahwa mertuanya telah dibunuh oleh kabilah di perkampungan X bani israel tersebut.
Sementara penduduk di kampung tersebut tidak terima dituduh dan timbullah perselisihan diantara dua kabilah bani israel. Kemudian muncullah orang ijak dan mengatakan mengapa kalian sibuk berselisih? Bukankah di depan kalian ada nabi( Musa)? Mengapa tidak bertanya kepada beliau apa solusinya?
Dan dari siniilah KISAH SAPI BETINA ini dimulai.......
Mengapa kalian pada berselisih... bukankan di depan kalian ada Nabi? Mengapa tidak minta solusi darinya? Kita tahu bahwa kaum bani Israel tidaklah hormat kepada nabinya. Baru setelah mereka kepepet baru minta pertolongan.
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦٓ إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تَذۡبَحُواْ بَقَرَةٗۖ قَالُوٓاْ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوٗاۖ قَالَ أَعُوذُ بِٱللَّهِ أَنۡ أَكُونَ مِنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ ٦٧
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil" (Q.S. Al Baqoroh ; 67)
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٞ لَّا فَارِضٞ وَلَا بِكۡرٌ عَوَانُۢ بَيۡنَ ذَٰلِكَۖ فَٱفۡعَلُواْ مَا تُؤۡمَرُونَ ٦٨
Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu" (Q.S. Al Baqoroh ; 68)
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوۡنُهَاۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٞ صَفۡرَآءُ فَاقِعٞ لَّوۡنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّٰظِرِينَ ٦٩
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya" (Q.S. Al Baqoroh ; 69)
قَالُواْ ٱدۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا هِيَ إِنَّ ٱلۡبَقَرَ تَشَٰبَهَ عَلَيۡنَا وَإِنَّآ إِن شَآءَ ٱللَّهُ لَمُهۡتَدُونَ ٧٠
Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)" (Q.S. Al Baqoroh ; 70)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar