Selasa, 13 April 2021

Puasa: Melatih Kesabaran

Oleh: Winarto

Ibadah Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang wajib dijalankan oleh umat Islam Puasa Ramadahan adalah salah satu Rukun Islam yang lima. Puasa bukanlah sekedar menahan diri dari rasa haus dan lapar saja, namun lebih dari hal tersebut yakni menahan diri dari segala sesuatu yang dapat mengurangi nilai ibadah puasa. Hal ini merupakan bentuk pengendalian diri secara total, yang akan berujung pada insan kamil, manusia yang berkualitas di hadapan Alloh SWT.

Salah satu essensi pokok puasa Ramadhan adalah melatih kesabaran.Melatih kesabaran memang berat dan terkadang pahit, namun buahnya sangat manis.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 153:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.

Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. Apa yang lebih indah… apa yang lebih manis dari kebersamaan dengan Allah.

Bahkan dalam surat Ali Imran ayat 146, Allah berfirman:

وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ

Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. Bukankah sungguh manis jika kita dicintai oleh Allah.

Arti sabar 

Apa sebenarnya sabar itu? seperti kita ketahui, dalam bahasa Arab, pengertian sabar secara bahasa mengandung makna radhiya (ridha), tajallada (mengikat) tahammala (beratahan),ihtamala menahan), dan dalam menghadapi sesuatu fi huduu’ wa ithmi’naan (dalam ketenangan) dan duuna syakwaa (tanpa mengeluh).

Tidak mudah untuk sabar,  Untuk mencapai tingkatan itu diperlukan perjuangan yang keras. Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 45

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ

Artinya: Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.

Mengapa berat? Karena sebagaimana arti bahasanya sendiri, dalam bersabar kita harus mampu menahan diri dan bertahan dari hal-hal yang menggoda kita, dari hal-hal yang tampaknya menyenangkan dan memberikan kenikmatan.

 Jenis kesabaran

Jika kita berkaca dari kisah Nabi Yusuf dalam Al-Quran. Setidaknya ada 3 jenis kesabaran yang harus kita asah. Yaitu sabar menahan amarah, melawan godaan nafsu, dan menghadapi cobaan:

Sabar menahan amarah

Bentuk kesabaran yang pertama adalah sabar dalam menahan amarah. Marah juga merupakan satu bentuk ekspresi manusia ketika ada seseorang didholimi, atau ditimpa sesuatu yang tidak dikehendakinya. Marah adalah manusiawi, namun ketika luapan emosi tersebut tidak terkendali atau tidak terkontro, maka akan berakibat fatal bagi dirinya, akan mengganngu kesehatan mental atau psikisnya. Sebagai hamba yang beriman, menahan marah adalah sesuatu yang harus dilakukan.

Perasaan marah biasanya dilampiaskan dalam bentuk ucapan seperti umpatan, celaan, dan semacamnya; atau dalam bentuk perbuatan seperti memukul, menendang, dan semacamnya. Menahan marah berarti menahan diri dari ucapan atau perbuatan yang menjadi bentuk pelampiasan marah tersebut.

Dalam surah surat Ali Imran, Allah berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik pada waktu lapang maupun sempit, serta orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (QS Ali Imran [3]: 134)”

Dan sungguh tepat momentum Ramadhan ini kita gunakan untuk lebih bersabar dalam menahan amarah. Dalam kitab shahih Muslim kita menemukan Hadith Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:

إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ فَإِنِ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ ‏

Artinya: Jika salah seorang diantara kamu berpuasa, hendaklah dia tidak berkata-kata yang kotor ataupun melakukan perbuatan yang bodoh. Dan jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya bertengkar maka hendaklah ia berkata, “Sesungguhnya aku seorang yang berpuasa, sesungguhnya aku seorang yang berpuasa.” (HR. Muslim)

Tentu tidak mudah, dan tidak ringan menahan amarah. Lalu bagaimana tips menahan marah. Berkenaan dengan marah, Islam tak hanya memerintahkan umatnya untuk menahannya. Lebih dari itu, syariah juga mengajarkan metode untuk meredakan kemarahan. Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya marah itu dari setan dan sesungguhnya setan itu diciptakan dari api, sementara api bisa dipadamkan oleh air. Karena itu, jika salah seorang di antara kalian sedang marah, hendaklah dia berwudhu (HR Abu Dawud dari Athiyah)”.

Rasulullah saw. juga bersabda: “Apabila salah seorang di antara kalian sedang marah dalam keadaan berdiri, hendaklah dia duduk jika kemarahan itu dapat hilang. Apabila (kemarahan) itu tidak hilang, hendaklah dia berbaring (HR Abu Dawud dari Abu Dzar)”.

Sabar melawan godaan nafsu

Sepulang Rasulullah dan para sahabat dari suatu peperangan yang sangat menentukan pada tanggal 17 Ramadan, yaitu Perang Badar, beliau berkata,"Kita baru saja kembali dari jihad kecil menuju jihad besar.” (raja’na min al-jihad al-ashghar ila al-jihad al-akbar). Para sahabat heran dengan perkataan Rasulullah tersebut karena peperangan yang sangat berat tersebut dianggap hanya sebagai jihad kecil dan masih ada jihad lain yang jauh lebih besar lagi. Mereka bertanya,"Jihad apa itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab,"Jihad melawan hawa nafsu.” Jihad melawan hawa nafsulah jihad yang jauh lebih besar daripada segala peperangan yang bersifat fisik.

Puasa di bulan Ramadan merupakan momentum yang paling tepat untuk mengasah kemampuan diri dalam mengelola diri sendiri yang memiliki efek dimensi sosial. Lalu…bagaimana agar puasa kita dapat menjadi media pelatihan diri yang berhasil. Salah satunya adalah menjadikan momen puasa bukan semata sebagai ibadah rutin tahunan, melainkan sebagai media penggemblengan diri dalam melatih pengendalian diri sendiri. Nafsu hewaniah, nafsu syahwat perlu kita kendalikan, sehingga kita benar-benar menjadi pribadi unggul di hadapan Alloh, pribadi yang santun, memeiliki tenggang rasa dan control diri yang kuat. Menjadi pribadi yang berakhlaq mulia

Sabar menghadapi cobaan

Pada dasarnya manusia tidak bisa lepas dari cobaan hidup. Di jaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak tantangan dan cobaan yang harus dihadapi. Sebagai hamba Alloh yang beriman, tentunya kita harus menghadapinya dengan penuh optimis, tidak mudah putus asa, tidak mudah mengeluh. Dan untuk dapat melakukan ini butuh suatu kesabaran yang tinggi. Ibadah puasa Ramadhan, seperti yang sedang kita lakukan saat ini, pada dasarnya melatih diri kita untuk menghadapi berbagai cobaan. Tinggal kita…bagaimana dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari puasa itu sendiri. Dalam sebuah hadits nabi disebutkan:

"Perkara orang mukmin itu mengagumkan, sesungguhnya semua perihalnya baik dan itu tidak dimiliki seorang pun selain orang mu`min; bila tertimpa kesenangan, ia bersyukur dan syukur itu baik baginya, dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik baginya." (HR. Al-Bukhari Muslim, dari sahabat Shuhaib

Semoga bermanfaat…!!

Ref: unida.gontor.ac.id
        Republika.co.id

Related Posted:

  1. Orang Yang Bangkrut Di hari KIamat
  2. Siapkan Diri Menyambut Bulan Suci
  3. Alloh Memenangkan Orang Mukmin
  4. Mengenal 3 Jenis Hati Manusia
  5. Orang Yang Puasanya Sia-Sia
  6. Peranan Al Quran Dalam Kehidupan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Lima Perkara Yang Tidak Boleh Ditunda Tunda

Oleh: Winarto Setiap manusia memiliki takdir kematian yang tidak mengenal usia muda ataupun tua. Tidak pula mengenal jenis kelamin baik pere...