Oleh: Winarto
Malaikat Jibril adalah salah satu malaikat utusan Allah yang ditugaskan menyampaikan wahyu. Tugas malaikat Jibril bukan hanya menyampaikan wahyu kepada Rasul, melainkan juga mengajarkan agama melalui Nabi Muhammad ﷺ kepada sahabat-sahabat Rasul. Salah satunya Nabi Muhammad ﷺ mendapat nasihat dari malaikat Jibril untuk umatnya sebagai pedoman. Rasulullah ﷺ bersabda:
تَانِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ،
“Jibril mendatangiku lalu berkata, Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati. Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya. Dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.”
Jika kita memahami hadis diatas maka ada 3 hal nasehat Malaikat Jibril pada Rasulullah ﷺ : Pertama, hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati. Pada dasarnya pesan pertama ini merupakan ancaman dan peringatan kepada umat Muslim bahwa semua manusia akan mati. Artinya apa yang telah kita perbuat dan kita lakukan semasa hidup kita akan dimintai pertanggungjawaban. Tidak ada yang kekal di dunia ini selain Allah SWT. Hal yang dapat dipersiapkan manusia untuk menghadapi kematian hanyalah keimanan dan ketakwaan.
Ya kematian akan menghampiri kita secara tiba-tiba, kapan, dimana, dan dengan cara apa kita tak dapat mengetahui nya, bahkan jelas disebutkan dalam surah al-Ankabut ayat 57 ;
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۖ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.”
Guratan takdir kita tak lepas dari yang namanya kematian, maka orang yang bijak adalah orang yang mampu mengelola atau memanage waktu dengan baik, hari-harinya dipenuhi dengan amal saleh, dan di setiap derap langkahnya mulai dari bangun pagi sampai malam menjelang aktivitasnya selalu diiringi dengan do’a.
Kedua, Cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya.
Manusia ditakdirkan disamping sebagai makluk individu juga sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak bisa terlepas dari lingkungan sosial tempat mereka berada. Manusia dikaruniai hati untuk saling berkasih sayang juga memiliki rasa senang dengan harta benda lainnya. Namun perlu diketahui bahwa sebesar apa pun rasa cinta terhadap sesama, ataupun terhadap harta benda, jabatan dan lain sebagainya tetaplah ujungnya akan bertemu dengan yang namanya perpisahan. Allah SWT berfirman dalam Qur’an Surat Al-Hadid Ayat 20
ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ ٢٠
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu
Dalam Islam, tidak ada larangan untuk mencintai terhadap siapa pun atau cinta kepada apapun (harta benda, jabatan) yang dikehendaki. Namun, perlu diingat bahwa orang atau apapun yang dicintai pasti akan pergi. Oleh sebab itu, manusia hendaknya mencintai seseorang atau sesuatu di dunia ini dengan sewajarnya dan jangan melebihi kecintaan kepada Allah . Sebab, salah satu ciri orang beriman adalah mencintai Allah SWT melebihi apapun di dunia.
Rasa cinta yang mengilhami setiap manusia harus mampu kita kendalikan, mengingat ada nafsu yang bisa membawa pada kebinasaan, dan ada pula yang membawa nilai-nilai kebaikan, boleh mencintai sesama insan, tetapi disisi lain kita harus sadar bahwa pasangan dan nak kita hanyalah titipan, harta benda kita juga hanyalah titipan, jika sewaktu-waktu Allah ﷻ mengambilnya maka kita pun harus merelakannya meski itu amat berat, cintailah segala sesuatu karena Allah ﷻ. Maka kita akan mendapatkan naungan istimewa disisi-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda :
وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِى اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ
“Dua orang yang saling mencintai karena Allah. Mereka berkumpul dan berpisah dengan sebab cinta karena Allah.” ( HR. Bukhari dan Muslim )
Ketiga, berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya. Berbuatlah sesukamu” berarti bahwa manusia bebas melakukan perbuatan yang baik maupun yang buruk sesukanya. Namun semuanya akan berakhir saat kematian datang, selanjutnya setelah kematian ternyata ada perhitungan dan pembalasan di akhirat. Setiap orang akan diberi putusan sesuai dengan konsekuensi dari perbuatannya. Allah SWT berfirman Dalam Qur’an Surat Fussilat Ayat 40
ۚ اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ ۖ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Perbuatlah apa yang kamu kehendaki; Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
Selanjutnya di ayat lain Alloh berfirman: Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (Q.S. Az-Zalzalah 99 : 7-8).
Setiap balasan sesuai dengan amal yang telah dikerjakan, jika amalan yang dikerjakan tersebut baik, maka balasannya akan menyenangkan dan jika buruk, maka perjumpaan dengan balasan tersebut akan sangat menyedihkan.
Untuk itulah perlu diingat, bahwa tidak ada perbuatan yang sia-sia. Semua akan ada perhitungannya. Jadi, alangkah baiknya jika akan melakukan sesuatu terlebih dahulu dipertimbangkan dampaknya. Berdampak positif atau malah berdampak negatif.
Jika kita saat ini masih diberi kehidupan maka persiapkan amal terbaik sebelum ajal menjelang. Jika kita mencintai sesuatu, utamakan cinta sejati hanya dengan Allah ﷻ. Jika kita diberi kebebasan maka lakukan semata-mata mencari Ridho Allah ﷻ. Tetap menjadi hamba yang soleh, tawadhu dan selalu mengambil hikmah atau pelajaran atas segala peristiwa yang menghampiri, semua perbuatan baik atau buruk pasti akan dimintai pertanggungjawaban di mata Allah ﷻ.
Semoga Bermanfaat....!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar