Rabu, 27 November 2019

Membangun Karakter Anak Melalui Budaya Lokal


Masyarakat Indonesia sudah selayaknya kembali kepada jati diri mereka melalui pemaknaan kembali dan rekonstruksi nilai-nilai luhur budaya mereka. Upaya yang perlu dilakukan adalah menguak makna substantif dari budaya kearifan lokal. Contohnya adalah sikap keterbukaan dapat dikembangkan dan diaktualisasikan menjadi nilai kejujuran, toleransi, demokratis dan komunikatif. Kehalusan dapat diaktualisasikan sebagai nilai keramahtamahan, bersahabat, mudah bergaul dan bekerja sama dengan orang lain. Harga diri diletakkan dalam upaya pengembangan nilai disiplin, kerja keras, mandiri dan berprestasi.
Pada saat yang sama, hasil rekonstruksi ini perlu dibumikan dan disebarluaskan ke dalam seluruh masyarakat sehingga menjadi identitas kokoh bangsa, bukan sekadar menjadi identitas suku atau masyarakat tertentu. Persoalannya adalah bagaimana mengimplementasikan kearifan lokal untuk membangun pendidikan karakter anak dalam proses pembelajaran di sekolah?
Perlu ada revitalisasi budaya lokal (kearifan lokal) yang relevan untuk membangun pendidikan karakter. Hal ini dikarenakan kearifan lokal di daerah pada gilirannya akan mampu mengantarkan siswa untuk mencintai daerahnya. Kecintaan siswa pada daerahnya akan mewujudkan ketahanan daerah. Ketahanan daerah adalah kemampuan suatu daerah yang ditunjukkan oleh kemampuan warganya untuk menata diri sesuai dengan konsep yang diyakini kebenarannya dengan jiwa yang tangguh, semangat yang tinggi, serta dengan cara memanfaatkan alam secara bijaksana.

Dalam konteks tersebut di atas, kearifan lokal menjadi sangat relevan. Anak bangsa di negeri ini sudah sewajarnya diperkenalkan dengan lingkungan daerah sekitarnya. Melalui pengenalan lingkungan yang paling kecil, maka anak-anak kita bisa mencintai desanya. Apabila mereka mencintai desanya mereka baru mau bekerja di desa dan untuk desanya. Kearifan lokal mempunyai arti sangat penting bagi anak didik kita.
Dengan mempelajari kearifan lokal anak didik kita akan memahami perjuangan 66 nenek moyangnya dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Nilai-nilai kerja keras, pantang mundur, dan tidak kenal menyerah perlu diajarkan pada anak-anak kita. Dengan demikian, pendidikan karakter melalui kearifan lokal seharusnya mulai diperkenalkan oleh guru kepada para siswanya.
Dari berbagai literatur, ternyata kecerdasan otak yang tercermin dalam kemampuan akademik seseorang hanya akan memberikan sumbangan untuk kesuksesan hidupnya sebesar 20%. Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual bukan satu-satunya penentu keberhasilan seseorang dalam hidupnya, tetapi masih banyak kecerdasan lain yang perlu dikembangkan secara simultan dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut berbagai sumber penentu terbesar dalam keberhasilan seseorang dalam hidupnya adalah sikap. Bahkan sikap ini memberikan kontribusi hampir 80% terhadap keberhasilan seseorang.
Oleh karena itu pendidikan yang mengembangkan pembentukan sikap positif menjadi sangat penting. Sikap positif ini tidak lain adalah nilai-nilai karakter yang sesuai dengan falsafah dan pandangan hidup bangsa. Semua guru yang mengajar dan mendidik di sekolah, diharapkan mendidik dengan hati dalam rangka membentuk sikap positif siswanya. Guru dilatih untuk mendesain sendiri rancangan pembelajarannya sehingga apa yang terpikir secara baik oleh guru dapat segera diajar-latihkan kepada siswa agar siswa memiliki dasar-dasar sikap positif untuk melanjutkan pendidikannya.
Beberapa kalimat bijak yang berbasis kearifan lokal dapat digunakan sebagai dasar pembangunan sikap positif pendidikan karakter. Kata-kata bijak yang merupakan bagian dari budaya kearifan lokal tersebut, antara lain sebagai berikut
#1. Rame ing Gawe, Sepi ing Pamrih
Kata-kata bijak ini memiliki arti yang mengandung sebuah perintah atau ajakan. Yaitu ajakan agar seseorang senantiasa berbuat baik kepada siapapun, tanpa ada pilih kasih. Setelah berbuat baik seseorang diajak untuk tidak mengharapkan imbalan (pamrih) sedikitpun dari apa yang 67 telah ia perbuat. Kata bijak ini juga mengajarkan kepada kita untuk selalu mengutamakan bekerja, bekerja, dan bekerja dan tidak terlalu berharap akan pujian.
Dari ungkapan kata tersebut bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi di Jawa khususnya jika sebagian besar masyarakatnya bisa memaknai dan mengaplikasikan ungkapan tersebut dalam kehidupan sehari-hari? Pertanyaan berikutnya adalah apa yang akan terjadi di negara Indonesia, jika semua pemimpin dan pejabatnya yang berasal dari suku Jawa bisa memaknai dan mengaplikasikannya dalam aktifitas kepemerintahannya? Dari ungkapan tersebut sekarang bisa terlihat bahwa sebenarnya nilai dari sebuah budaya lokal adalah sesuatu yang hebat.
#2 Ing Ngarsa Sung Tulada, ing Madya Mangun Karsa, Tutwuri Handayani
Kata-kata bijak ini adalah sebuah ajakan agar seseorang bisa menyelesaikan dengan kondisi dan posisinya masing- masing. Apabila ia menjadi seorang pimpinan maka ia mampu menjadi suri teladan yang baik, apabila ia berposisi menjadi seorang penggerak (menteri/ pejabat tinggi) maka ia mampu memelihara kualitas kinerjanya, dan apabila ia menjadi seorang pejabat/ pegawai/ aparat perintah dan sebagainya maka ia sanggup menjaga dedikasi (memberi kekuatan/ dukungan).
#3. Becik Ketitik Ala Ketara
Kata-kata bijak ini memberi inspirasi kepada siapa saja, bahwa pada akhirnya seseorang akan menuai apa yang telah ditanamnya. Dengan begitu tidak ada alasan bagi seseorang untuk melakukan suatu perbuatan yang buruk, karena pada akhirnya sudah pasti orang tersebut tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan.
#4. Manungso bakal ngundhuh wohing pakarti
Maknanya bahwa sebenarnya manusia hanya akan memetik atau memanen apa yang dilakukan selama hidupnya. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran harus selalu diingatkan dan dilatihkan bahwa setiap orang selama hidupnya akan merasakan apa saja yang telah dilakukannya. Apabila yang dilakukan lebih banyak kebaikan, maka yang akan diperolehnya adalah kebaikan dan sebaliknya apabila yang 68 dilakukan perbuatan yang kurang baik, maka sepanjang hidupnya juga akan memetik hal-hal yang kurang menyenangkan.
#5. Ajining diri soko lathi
Maksudnya harga diri seseorang tergantung dari ucapannya. Dalam konteks ini guru dan siswa harus selalu berlatih, berbicara dengan kata-kata yang baik, sopan dan jujur. Karena hal tersebut akan mencerminkan harga diri dan kehormatan seseorang. Orang lain akan menghormati kita karena tutur bahasa kita. Kata bijak ini akan dapat mengembangkan nilai-nilai karakter kejujuran dan toleransi.
#6. Rukun agawe santoso
Ungkapan ini mempunyai makna bahwa dalam hidup baik itu dalam lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, berbangsa dan bernegara apabila dilandasi kerukuan menjadi kokoh dan kuat. Sebaliknya apabila dalam perjalan hidup ini tidak mau bersatu dengan orang lain, tidak peduli, individualistis, tidak bersahabat, maka kehidupan terasa sulit dan apabila ada permasalahan akan cepat putus asa. Kata bijak ini dapat mengembangkan nilai-nilai karakter bersahabat komunikatif,yang memperlihatkan rasa senang bergaul dan bekerjasama dengan orang lain, punya kepedulian sosial, yaitu sikap yang selalu igin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
#7. Mikul dhuwur mendem jero.
Kata bijak ini mempunyai makna bahwa kita harus bisa menghargai setinggi mungkin jasa orang tua kita atau para pendahulu kita dan kita harus dapat menutup rapat-rapat kesalahan atau dosa orang tua atau pendahulu kita.
#8. Bapantang kusuik nan tak salasai
Kata bijak tersebut mempunyai makna ketika seseorang atau sekelompok orang sudah memulai suatu pekerjaan atau kegiatan, apapun masalah atau hambatannya harus dapat diselesaikan, baik secara sendirisendiri ataupun bersama-sama. Nilai karakter yang dapat dikembangkan 69 dari kata bijak tersebut adalah kerja keras, tanggungjawab terhadap tugas dan menghargai prestasi.
#9. Sekali langkah diayun, pantang untuk kembali.
Makna dari kata bijak tersebut adalah, apabila kita sudah memulai kegiatan atau program harus dikerjakan sampai selesai, apapun hasilnya. Hal ini memberikan implikasi bahwa seseorang kalau sudah mulai mengerjakan sesuatu harus terus bekerja dan tak akan pernah berhenti sebelum sampai ke tujuan. Nilai karakter yang dapat dikembangkan dari kata bijak ini adalah kedisiplinan, rasa tangggungjawab, dan kerja keras.
Makna dari kata bijak ini dapat digunakan untuk mengingatkan dan melatih siswa agar selalu menjadi manusia yang tangguh. Guru dapat menjelaskan tipe-tipe manusia dalam mewujudkan cita-citanya. Ada orang yang mudah menyerah ketika baru mulai menghadapi kesulitan dalam berusaha (quitters). Kebanyakan orang akan berhenti berusaha sebelum tenaga dan batas kemampuan mereka benar-benar teruji (campers). Sebagian lagi terus berusaha apapun rintangannya sampai berhasil mencapai tujuan (climbers).(Bejo Sujanto,2012:4)
Dengan memberikan ilustrasi tentang tipe-tipe manusia tersebut, siswa akan tahu bahwa ada manusia yang mudah menyerah menghadapi tantangan, akibatnya mereka tidak akan mampu meraih impian hidupnnya karena memilih jalan yang dianggap mudah dan mengabaikan potensinya. Ada juga tipe manusia yang menyerah sebelum usahanya maksimal, mereka hanya mengisi hidupnya yang dianggap nyaman dan mengorbankan hal-hal yang mungkin masih bisa diraihnya. Selanjutnya tipe manusia yang tangguh dan tidak mudah menyerah, dan mereka inilah yang akan berhasil mewujudkan puncak cita-cita atau impiannya.
#10. Kehidupan yang besar selalu dimulai dengan impian-impian besar
Makna dari kata bijak tersebut adalah dalam hidup ini apabila kita ingin mencapai kesuksesan maka mulailah dengan impian-impian besar mengenai apa yang kita cita-citakan. Impian akan memberikan motivasi kepada seseorang untuk berusaha mewujudkannya. Nilai karakter yang 70 dapat dikembangkan dari kata bijak ini adalah kerja keras, disiplin, rasa ingin tahu, mandiri, dan menghargai prestasi demi tercapainya impian besarnya.
Dalam proses pembelajaran guru harus dapat memotivasi dan meyakinkan kepada siswa, bahwa setiap manusia itu di samping mempunyai kekurangan juga mempunyai kelebihan-kelebihan. Hal tersebut sangat penting dijelaskan kepada siswa, agar siswa yang merasa memiliki kekurangan tidak berputus asa akibat kekurangannya tersebut, karena setiap orang juga mempunyai kelebihan dan harus yakin bahwa dengan kelebihannya tersebut mereka pasti dapat berhasil disetiap apa yang diusahakan. Oleh karena itu, kepada siswa perlu dijelaskan juga bahwa, hidup seperti kunci kombinasi, tugas dari kita adalah menemukan angka-angka yang tepat dengan urutan yang tepat, sehingga kita dapat membuka pintu kesuksesan.
Tidak ada resep khusus yang membuat orang sukses, kecuali berusaha maksimal, yang berbentuk kerja keras, belajar rajin, punya rasa ingin tahu yang tinggi, disiplin, dan ulet. Harta yang paling berharga adalah keinginan kita untuk mau berusaha pantang menyerah. Tentu masih banyak lagi kata-kata bijak yang merupakan budaya kearifan lokal yang dapat digunakan untuk mengembangkan karakter anak dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal yang paling utama adalah kesungguhan kita sebagai pendidik untuk selalu mendidik dengan hati. Mendidik dengan hati akan mengutamakan pembentukan sikap positif seperti; jujur, toleran, amanah, saling asah dan asuh, optimistis, percaya diri, ulet, tangguh dan lain sebagainya.
Penulis:
Sudarmiani Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI Madiun Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Featured Post

Lima Perkara Yang Tidak Boleh Ditunda Tunda

Oleh: Winarto Setiap manusia memiliki takdir kematian yang tidak mengenal usia muda ataupun tua. Tidak pula mengenal jenis kelamin baik pere...